Sabtu, 31 Oktober 2015

Asap dan Sawit

Saya teringat ketika saya masih duduk di bangku Sekolah Menegah Pertama, guru saya pernah bercerita tentang satu prilaku unik dari para ibu rumah tangga di Jepang. Beliau bercerita tentang bagaimana selektifnya ibu rumah tangga di negeri tersebut dalam hal membeli produk kebutuhan rumah tangga mereka. “Bukan hanya dari sisi harga”, tekan beliau, “Tetapi lebih daripada itu”. Para Ibu rumah tangga di Jepang melihat produk sebagai suatu keseluruhan. Mereka menilai produk mulai dari bagaimana produk itu dibuat, apakah penggunaan produk itu baik bagi diri mereka sendiri maupun lingkungan, apakah produk tersebut diolah dengan menggunakan cara-cara yang tidak merusak lingkungan, bahkan hingga bagaimana perusahaan pembuat produk tersebut memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya. Mereka benar-benar berpikir secara inklusif, menilai produk secara menyeluruh. Seketika saya terkagum dengan apa yang diceritakan oleh guru saya tersebut.

Hal ini memanglah suatu hal yang lumrah ditemukan di negara-negara maju. Masyarakat di negara maju umumnya sudah memiliki wawasan dan kesadaran yang tinggi terhadap dampak lanjut yang dapat ditimbulkan dari penggunaan suatu produk. Membeli produk bukanlah hanya sekedar membeli. Mereka merasa bahwa produk yang mereka gunakan merupakan cerminan dari kehidupan serta apa yang mereka harapkan pada kehidupan mereka. Mereka tidak akan menggunakan produk yang mereka rasa dapat membawa dampak buruk bagi diri mereka maupun lingkungan sekitar karena mereka tahu hal itu akan mempengaruhi kehidupan mereka nantinya. Produk yang mereka konsumsi tidak lain adalah merupakan manifestasi dari diri mereka sendiri. Mereka selalu menuntut yang terbaik dan memaksa ‘pasar’ untuk menyesuaikan diri dengan tuntunan mereka. Sesuai dengan prinsip ekonomi, pasar pun akan dengan sendirinya membentuk suatu kondisi yang dapat mengakomodasi permintaan itu. Hal seperti inilah yang mendorong peradaban mereka berkembang ke arah yang lebih maju. Selalu berekspektasi untuk sesuatu hal yang lebih baik. Namun bagaimana dengan Indonesia?

Saat ini Indonesia tengah terbelalak pada kasus pembakaran lahan yang dampak asapnya telah menyengsarakan hampir 40 juta jiwa. Tidak cukup di negerinya sendiri, asap itupun juga ‘dikirim’ ke negara-negara tetangga. Peristiwa yang telah ditetapkan sebagai bencana nasional inipun ramai diberitakan baik oleh media nasional maupun media internasional. Sorotan tajam ditujukan kepada para pemilik lahan yang melakukan pembakaran, dan para produsen minyak kelapa sawit dinyatakan sebagai salah satu dalang utama dibalik tragedi tersebut.

Indonesia sebenarnya patut bersyukur karena sektor kelapa sawit berhasil menyumbang lebih dari 20 milyar dollar AS pada PDB negara tahun 2014, namun di sisi lain, Indonesia juga patut disalahkan atas hilangnya ratusan ribu lahan hutan hijau untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit tiap tahunnya. Sebagian besar lahan dibuka dengan cara menebang kayu yang memiliki nilai jual tinggi dan kemudian membakar apapun yang tersisa. Cara itu mungkin terdengar sederhana, namun saya jamin tidak bagi puluhan juta orang yang merasakan paparan asapnya. Kondisi seperti ini terjadi tidak hanya pada tahun 2015 atau tahun 2014 saja, namun sudah berdekade lamanya! Pertanyaan pun muncul, mengapa hal ini terus terjadi?

Minyak kelapa sawit merupakan primadona yang dijuluki sebagai ‘tanaman emas’. Minyak kelapa sawit sangat murah serta dapat dimanfaatkan untuk banyak hal, mulai dari produk makanan, kosmetik hingga energi alternatif. Pohon kelapa sawit menggunakan lahan tanam 10 kali lebih efisien jika dibandingkan dengan kedelai dan kanola. Minyak kelapa sawit juga merupakan sumber energi alternatif yang sangat ramah lingkungan dan sangat murah. Manfaat-manfaat inilah yang membuat permintaan akan minyak kelapa sawit terus meningkat tajam. Namun dibalik semua manfaat yang terkandung, minyak kelapa sawit juga membawa bencana bahkan saat sebelum ia ditanam. Setiap tahunnya, hutan dibakar untuk disiapkan menjadi lahan perkebunan kelapa sawit. Cara yang mudah dan murah, sama halnya seperti minyak kelapa sawit itu sendiri, namun sangat tidak bermartabat.

Pada tahun 2015, BBC melansir bahwa hanya 20% minyak kelapa sawit dunia yang diproduksi secara ramah lingkungan. Dan hanya separuh dari hasil produksi tersebut yang barhasil dijual ke pasar. Harga yang lebih mahal serta tingginya rasa apatis dan minimnya wawasan konsumen terhadap sustainability produk, membuat minyak kelapa sawit tidak ramah lingkungan tetap berjaya di pasaran. Namun demikian, tentunya ada harga lebih yang harus dibayar dari penggunaan produk tersebut: kesengsaraan puluhan juta jiwa dan hilangnya biodiversitas hayati.

Lalu, apakah kesalahan terletak pada minyak kelapa sawit tidak ramah lingkungan? Jawabannya adalah tidak, karena sesungguhnya kesalahan adalah pada kita sendiri, para pengguna kelapa sawit tak ramah lingkungan. Layaknya pepatah tidak akan ada bara bila tidak ada api, atau, tidak ada semut bila tidak ada gula, fenomena asap dan kelapa sawit tidak lain adalah merupakan cerminan dari para pengguna minyak kelapa sawit yang hanya mengejar harga murah tanpa mempedulikan sustainabilitas produk. Pasar merespon apa yang menjadi permintaan kita, maka banjirlah ia dengan produk minyak kelapa sawit yang ditanam dari hasil pembakaran hutan. Tidak salah bila sesusungguhnya kita sendirilah yang mengharapkan kedatangan bencana asap itu dalam kehidupan kita.

Mungkin banyak dari kita, bahkan para pembuat kebijakan di negeri ini, mencoba untuk mencari pemecahan masalah ini melalui kajian mendalam. Mulai dari menderegulasi peraturan yang memperbolehkan pembakaran hutan untuk membuka lahan, ataupun mempidanakan pelaku pembakaran tersebut. Tapi percayalah, kita hanya perlu melakukan satu hal sederhana: berhenti menggunakan produk minyak kelapa sawit tak ramah lingkungan. Tuntutan harus datang dari para konsumen sehingga kondisi pasar akan tersegmentasi sesuai dengan permintaan kita. Apabila kita dapat memaksa pasar untuk menyediakan apa yang kita minta, maka tidak akan ruang lagi bagi mereka untuk memberikan pasokan minyak kelapa sawit tak ramah lingkunga beserta asap pekat sebagai bonusnya.


Seperti halnya ibu rumah tangga di Jepang dan negara maju lainnya, kita harus mulai melihat suatu produk secara menyeluruh. Tidak hanya dari segi harga saja, namun juga dari sisi dari bagaimana produk itu dibuat hingga menjadi produk jadi. Sebagai konsumen kita harus terus menuntut yang terbaik karena kondisi pasar bergantung atas pilihan kita. Jadi kenapa tidak beli yang baik?

Selasa, 06 Januari 2015

Pengadaan Barang dan Jasa

Pengadaan Barang dan Jasa
Banyak hal menarik yang saya peroleh dari perkuliahan pengadaan barang dan jasa di semester 7 ini. Pertama saya dapat mengetahui bagaimana sebenarnya sistem pengadaan barang dan jasa baik di Indonesia maupun sistem pengadaan barang jasa yang berhubungan dengan negara-negara luar (ekspor-impor). Kedua, saya dapat memahani hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan sehubungan dengan proses pengadaan barang dan jasa serta strategi-strategi yang dapat diterapkan untuk mempermudah dan menge-fisiensikan proses pengadaan itu sendiri.

Dalam mata kuliah ini saya mempelajari bahwa sistem pengadaan barang dan jasa di Indonesia, terutama yang berhubungan dengan pemerintahan, memiliki proses cukup kompleks serta dikelilingi oleh aturan-aturan ketat yang terkadang saling bergesekan antara aturan yang satu dan lainnya. Bahkan aturan-aturan yang ada belum dapat mengakomodasi kondisi-kondisi lapangan pada keadaan sebenarnya. Sehingga terkadang muncul keadaan tak dibenarkan secara aturan namun rasional dan realistis untuk diterapkan dalam kondisi  sebenarnya.

Selain itu saya juga dapat mengetahui bahwa dalam pengadaan barang yang berhubungan dengan negara lain, kita perlu mengkaji dan memperhatikan tidak hanya aturan-aturan yang ada di dalam negeri saja, namun juga diperlukan pengkajian aturan-aturam yang berlaku di negara tertuju atau negara rekanan. Misalnya, aturan di dalam negeri memberlakukan suatu sistem aturan A, namun ternyata aturan A tersebut tidaklah berlaku di negara rekanan kita tersebut, karena di negara itu sistem aturam B-lah yang diterapkan. Hal-hal seperti ini menjadi sangat penting untuk diperhatikan karena akan berdampak langsung dengan proses bisnis kita.

Terkait dengan strategi dalam melakukan pengadaan barang dan jasa. Saya dapat mengetahui bahwa terdapat bermacam-macam hal yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan dan mengefisiensi kinerja pengadaan barang dan jasa itu sendiri. Misalnya saja dalam melakukan pemilihan valuta asing dalam proses transaksi pengadaan barang secara internasional.  Secara umum terdapat beberapa mata uang asing yang apat digunakan dalam sistem perdagangan internsional, yaitu dollar amerika, poundsterling dan euro. Untuk melakukan perlindungan terhadap para pelaku ekonomi internasional tersebut, maka dapat dilakukan sistem hedging, dimana perbankan atau korporasi akan menentukan kurs valuta terhadap mata uang  home country-nya untuk mencegah terjadinya kenaikan atau penurunan nilai mata uang yang substansial.


Pengadaan Barang dan Jasa di Pemerintahan
Ada hal menarik yang dapat saya ambil setelah mempelajari proses pengadaan barang dan jasa di pemerintahan. Tidak seperti pengadaan barang dan jasa di dalam perusahaan yang tentunya jauh lebih fleksibel, semua proses dalam pengadaan barang dan jasa di pemerintahan sangatlah bergantung oleh kebijakan serta perundang-undangan yang berlaku. Secara tidak langsung, maka keseluruhan proses pengadaan barang dan jasa di lingkup pemerintahan akan dipengaruhi oleh para pembuat kebijakan itu sendiri.

Dalam proses pengadaan barang dan jasa di pemerintahan, terdapat beberapa klasifikasi-klasifikasi tertentu dimana tiap-tiap klasifikasi tersebut akan memiliki tata cara atau proses pemilihan yang berbeda-beda. Misalnya saja untuk klasifikasi pemilihan penyedia untuk jenis pekerjaan konstruksi. Pada klasifikasi ini, pemilihan penyedia jasa konstruksi/ pemilihan kontraktor dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu pelelangan, pemilihan, penunjukan atau pengadaan langsung.

Penentuan cara pemilihan pada dasarnya dipengaruhi oleh kondisi atau keadaan pemerintah ataupun sang penyedia itu sendiri. Lelang akan dilakukan apabila memang terdapat jumlah peserta/ penyedia yang banyak dan umumnya spesifikasi produk tidak memilki kriteria khusus tertentu. Apabila perusahaan memiliki kriteria khusus tertentu ataupun penyedia yang ada terdapat atau perlu sertifikasi atau syarat tertentu, maka pemerintah akan melakukan seleksi atau lelang terbatas. Pemilihan dan penentuan langsung dilakukan apabila sedang dalam keadaan darurat tertentu seperti dalam saat bencana dan lain sebagainya.

Bentuk-bentuk kerja terkait kontrak yang akan dilakukan umumnya dapat dibagi ke dalam tiga jenis. Pertama adalah kontrak untuk membangun dan mengoperasikan hasil proyek tersebut. Sebagai contoh adalah dalam melakukan project sharing contract eksplorasi gas. Dalam kasus ini pemerintah akan meminta pihak pemenang tender untuk melakukan pembangunan fasilitas untuk keperluan eksplorasi gas serta mengeploitasi dan mengeplorasi tambang gas tersebut hingga akhirnya gas siap jual diperoleh.

Jenis kontrak kedua adalah tunr key, dimana pemerintah akan meminta pemenang tender untuk melakukan pengadaan barang hingga ke penentuan-penentuan spesifikasi serta detil terkait, sehingga pada hakikatnya pemerintah hanya perlu menerima hasil akhir pekerjaan tersebut saja. Contoh kasus dari jenis kontrak turn key adalah dalam pengadaan jasa konstruksi bangunan. Pemerintah dalam hal ini hanya bertindak sebagai pemangku kepentingan yang membuka penawaran, dimana untuk proses pembangunan rinci seperti desain struktur dan sejenisnya akan diserahkan sepenuhnya kepada kontraoktor pemenang tender.

Sedangkan jenis kontrak ketiga adalah kontrak umum yang biasanya tidak jauh berbeda dengan kontrak-kontrak perjanjian pengadaan barang dan jasa pada umumnya. Hanya saja, pada jenis kontrak ini jenis kontrak akan dikategorikan ke dalam dua klasifikasi jangka waktu kerja, yaitu proyek satu tahunan serta multi-tahun. Proyek satu tahunan dikategorikan sebagai proyek yang masa penyelesainnya dapat dilakukan dalam kurun waktu satu tahun masa kerja. Sebaliknya, proyek multi-tahun dilakukan apabila proyek tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu pengerjaan bertahun-tahun sehingga melewati beberapa waktu periode tahun kas berjalan. Jenis proyek ini biasanya merupakan jenis proyek skala besar dan masif, sehingga dalam proses pengerjaannya akan memakan waktu yang cukup lama.

Ekspor-Impor
Dalam pengadaan barang dan jasa, para pmilik kepentingan umumnya tidak hanya berurusan dengan para penyedia yang ada di dalam negeri. Seringkali kita akan dituntun untuk berhubungan dengan para penyedia di luar negeri. Tentunya keterbatasan di dalam negeri menjadi salah satun hal yang mendorong para pemangku kepentingan untuk melakukan kerjasama dengan para penyedia di luar negeri dalam melakukan pengadaan barang dan jasa.

Sama seperti pengadaan barang dan jasa di dalam pemerintahan, pengadaan barang dengan negara lain juga memiliki tingkat kompleksitas regulasi yang cukup tinggi. Proses masuk keluar barang ekspor/impor akan terikat oleh tiga jenis regulasi, yaitu aturan dalam negeri dimana barang tersebut berasal, aturan negara dimana barang tersebut tertuju, serta aturan internasional. Pemahaman regulasi-regulasi tersebut menjadi sangat penting karena besar kemungkinan barang yang kita kirimkan/terima ke/dari suatu negara tidak dapat sampai sesuai dengan tujuannya hanya karena masalah regulasi yang tidak dapat dipenuhi baik oleh pihak pengirim maupun pihak penerima.

Oleh karena rumitnya pengurusan dokumen serta pemahaman mengenai regulasi-regulasi antar negara dalam sistem ekspor-impor, banyak eksportir/importir yang memilih jasa pengurusan ekspor-impor, atau disebut dengan freight forwarding. Freight forwarding merupakan badan usaha yang bertujuan untuk memberikan jasa pelayanan/pengurusan atas seluruh kegiatan yang diperlukan bagi terlaksananya pengiriman, pengangkutan dan penerimaan barang dengan menggunakan multimodal transport baik melalui darat, laut dan udara. Penggunaan jasa freight forwarding umumnya bertujuan untuk mempermudah pengurusan segala macam dokumen terkait proses ekspor-impor. Selain itu freight forwarding juga dapat menjadi alternatif solusi dalam mengahadapi masalah terkait jalur distribusi dan biaya logistik dan pengiriman karena umumnya freight forwarding memiliki jaringan kerjasam yang luas dengan para pemilik jasa tranportasi maupun bea cukai berbagai negara.


Penting untuk para Mahasiswa Teknik Industri
Sebagai seorang mahasiswa teknik industri, menurut saya mata kuliah ini merupakan salah satu pengetahuan yang penting untuk dimiliki. Kajian-kajian di dalam mata kuliah ini dapat membantu saya untuk memahami proses-proses serta tata cara dalam melakukan pengadaaan barang dan jasa. Hal ini karena di dalam kajian keilmuan teknik industri itu sendiri, kami mengenal sistem manufaktur yang salah satu proses di dalamnya merupakan proses pengadaan material atau bahan baku produksi. Melalui mata kuliah PBJ saya dapat mengetahui bagaimana melakukan tahapan-tahapan pembelian/pengadaan barang, terutama dengan para supplier luar negeri, guna memenuhi kebutuhan bahan baku produksi yang tidak dapat diperoleh di dalam negeri.


Minggu, 20 Oktober 2013

Kamis, 07 Juni 2012

Teropong

    Teropong atau teleskop adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamati benda-benda yang sangat jauh agar tampak dekat dan jelas. Teropong pertama kali dikembangkan oleh seorang ilmuan kenamaan asal Italia bernama Galileo Galilei. Teropong dapat dibagi ke dalam dua jenis, yaitu teropong pantul dan teropong bias.
  
     Teropong Pantul
Teropong pantul menggunakan cermin cekung sebagai cermin objektif. Cermin ini yang pertama kali kontak langsung dengan cahaya yang datang dari suatu objek, oleh karena itu disebut cermin objektif. Cermin ini kemudian disebut sebagai cermin primer/ cermin utama.

Untuk proses pembentukan bayangannya, pertama- tama cahaya dari benda benda angkasa datang menuju cermin cekung. Kemudian cermin cekung ini memantulkan cahaya tersebut menuju ke cermin sekunder (bisa berupa cermin datar, cekung, atau cembung). Nah, oleh cermin sekunder inilah cahaya tersebut lalu diteruskan lagi hingga ke lensa cembung. Lensa cembung disini berfungsi sebagai lup atau pembesar. Karena letak lensa cembung ini dekat dengan mata pengamat, maka lensa ini disebut sebagai lensa okuler.

Pembentukan bayangan pada teropong pantul
  
Terlihat di atas, cahaya datang menuju cermin cekung. Kemudian cermin cekung memantulkan cahaya yang datang itu ke cermin sekunder (pada gambar di atas berupa cermin datar). Dan akhirnya diteruskan menuju lensa, dibiaskan, hingga akhirnya di terima oleh mata.

Contoh dari teropong pantul antara lain adalah teropong Newtonian,  teropong Cassegrain, dan teropong Gregorian. Perlu diingat, pada teropong Newtonian yang bertindak sebagai cermin sekunder adalah cermin datar. Sedangkan pada teropong Cassegrain cermin sekundernya berupa cermin cembung. Dan pada teropong Gregorian yang berlaku sebagai cermin sekunder adalah cermin cekung. Cermin primer/ cermin utama pada teropong bias semuanya berupa cermin cekung.


Dari kiri atas searah jarum jam (1)Teropong Newtonian modern (2)Teropong Newtonian Klasik (3)Teropong Cassegrain (4)Teropong Gregorian



       
Pembentukan bayangan pada teropong Cassegrain. Cermin sekundernya berupa cermin cembung

 
Pembentukan bayangan pada teropong Newtonian. Cermin sekundernya berupa cermin datar

Pembentukan bayangan pada teropong Gregorian. Cermin sekundrnya berupa cermin cekung

     
      Teropong Bias
    Teropong bias menggunakan beberapa lensa dengan konsep-konsep pem- biasaan. Berikut beberapa contoh dari teropong bias:

      ---------------------------------------------------------------------------------------------------
    Teropong Bintang. Teropong bintang  terdiri atas dua buah  lensa positif/ lensa cembung (disebut lensa positif karena nilai 'f' atau titik fokusnya adalah positif). Yang satu terletak dekat dengan benda (objektif) dan yang satu lagi berada dekat mata pengamat (okuler). Fokus lensa objektif selalu lebih besar dari lensa okuler (fob>fok) sehingga nanti perbesaran bayangan yang akan terbentuk selalu lebih besar.
Pembentukan bayangan pada teropong bintang [klik gambar untuk ukuran lebih besar]

Proses pembentukan bayangannya terlihat bahwa sinar pertama kali da- tang dari jarak yang tak hingga jauhnya pada titik T. Bayangan T' terletak pada fokus objektif, dimana fokus objektif (fob) berimpit dengan fokus okuler (fob). Karena T' terletak pada fokus okuler maka bayangan akhir T'' tebentuk pada jarak tak hingga.

      Rumus yang digunakan saat mata Tidak Berakomodasi/ Akomodasi Minimum:
      Rumus yang digunakan saat mata Akomodasi Maksimum :
      Keterangan:
S'ok =  Jarak bayangan dari Lensa Okuler
      d      =  Panjang teropong
      M     =  Perbesaran

      --------------------------------------------------------------------------------------------------  
    Teropong Bumi. Teropong bumi menggunakan tiga buah lensa positif yang terdiri atas lensa objektif, lensa pembalik, dan lensa okuler. Lensa pembalik dipergunakan untuk membalik bayangan, sehingga bayangan akhir yang terbentuk menjadi tegak. Fokus lensa objektif teropong bumi lebih besar dari fokus lensa okulernya (fob>fok).
Pembentukan bayangan pada teropong bumi. [klik gambar untuk perbesar]
 
     Di proses pembentukan bayangan pada teropong bumi, benda yang berada jauh tak hingga oleh lensa objektif akan membentuk bayangan yang bersifat nyata dan terbalik tepat di fokus lensa objektif. Nah, agar bayangan jadi tegak maka diletakkanlah lensa pembalik antara lensa objektif dan lensa okuler.

Yang perlu diingat, lensa pembalik hanya berfugsi untuk membalikkan bayangan saja. Bayangan yang dibentuk oleh lensa pembalik adalah nyata dan tegak tepat di fokus lensa okuler. Bayangan yang terletak tepat pada fokus lensa okuler ini bertujuan agar mata mengalami akomodasi minimun sehingga mata tidak cepat lelah. Akhirnya oleh lensa okuler dibentuk bayangan akhir dengan sifat maya dan tegak.

     Rumus yang digunakan saat mata Tidak Berakomodasi/ Akomodasi Minimum
     Rumus yang digunakan saat mata Akomodasi Maksimum :
      Keterangan:
      S'ok =  Jarak bayangan dari Lensa Okuler
      d      =  Panjang teropong
      M     =  Perbesaran
fp     =  Fokus lensa pembalik
     
      Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
  • Bayangan dari lensa objektif tepat pada 2fp (fokus pembalik) dan tepat pada fob (2fp berimpit dengan fob), yang bersifat nyata dan terbalik. 
  • Bayangan dari lensa pembalik tepat pada 2fp dan fok, yang bersifat nyata dan tegak.

 --------------------------------------------------------------------------------------------------
    Teropong panggung.  Teropong panggung  disebut juga dengan teropong Galilei, sesuai nama penemunya. Pada teropong panggung menggunakan lensa cembung sebagai lensa objektif dan lensa cekung sebagai lensa okuler. Berbeda dengan teropong bias lainnya, teropong panggung salah satu dari dua lensanya berupa lensa negatif.

     Fungsi dari lensa cekung adalah untuk memperpendek panjang teropong bu- mi (karena titik fokus lensa cekung bernilai negatif) serta mendapatkan bayangan akhir yang tegak.

Pembentukan bayangan pada teropong panggung [klik gambar untuk memperbesar]
 
     Pada proses pembentukan bayangan teropong panggung, cahaya dari ben- da datang pada jarak tak hingga, membentuk bayangan tepat di fokus objektif. Perlu diketahui kalau bayangan ini merupakan benda maya bagi lensa okuler. Lalu supaya mata tak berakomodasi, maka letak bayangan dihimpitkan pada fokus okuler. Bayangan akhir yang dibentuk adalah maya dan tegak. Mengapa tegak? Lihat posisi mata pengamat.

     Rumus yang digunakan saat mata Tidak Berakomodasi/ Akomodasi Minimum
     Rumus yang digunakan saat mata Akomodasi Maksimum :
      Keterangan:
      S'ok =  Jarak bayangan dari Lensa Okuler
      d      =  Panjang teropong
      M     =  Perbesaran
 
    

Selasa, 03 Mei 2011

Just Another Romance

She is rather different from others. Her courageous to do something really fresh- a thing others never brave to do. She broke people presumption towards her believing if it was the time for us as a youngster to lead a change. I remembered the time she was smiling so beautiful. And the time we sometime spent for a bit crawl. But it's not the same anymore. All of sudden, she is moving to another path. She is getting farther. And I know why it was. Although she is too far to reach, she is actually close to me. But I think, it's now the time for me to start opening my heart and stop behaving the same way like in the past. I need to bury all the things we'd ever used to do. Leaving the station and... don't look back.

Selasa, 09 November 2010

A historical history

Hampir gak pernah terpikirkan waktu itu gue bisa terpilih jadi Ketua OSIS. Sebenernya sedikit ragu di awal, tapi atas dorongan orang-orang di sekitar gue akhirnya gue membulatkan tekad untuk terus maju. Perjalanan yang gue alami ternyata ga semudah yang gue pikirkan. Mulai dari ditinggal Ayah Bunda pergi Haji sampai penyakit cacar yang gue derita. Miris. Tetapi hasilnya ga sia-sia.

Waktu pas minta tanda tangan formulir LDK orang tua gue lagi pada sibuk packing. Pas banget waktu LDK itu Ayah Bunda udah ga di Indonesia. Untung ga terlalu ribet dapet izinnya. O iya, LDK itu Latihan Dasar Kepemimpinan, sejenis pembekalan dan seleksi gitu deh. Selama ortu pergi, gue di urus sama Nenek dan Wa gue. Cari barang LDK sendiri, cari arti kata-kata kontingen sendiri. Semua sendiri. Emang keren hidup gue. Pernah waktu itu orang tua gue telepon dari Makkah. Biasa, ngasih kabar kalo mereka udah sampai. Sempet terceletuk dari mulut gue buat minta doa mereka di depan Ka'bah agar nanti gue bisa terpilih. Padahal sebenarnya niat gue cuma minta doa yang biasa aja (emang manjur doa dari Ka'bah).

Kondisi keuangan gue selama ditinggal ortu agak sedikit cekak, untung Bunda pengertian. Sebelum berangkat  ternyata Bunda ninggalin beberapa rupiah di tabungan gue. Tapi langsung berkurang drastis buat beli barang-barang LDK. Alhamdulillah, untungnya saudara- saudara gue yang dateng suka berbagi rupiah. Hehe.
 
Cobaan yang gua alami gak cuma berhenti di situ. Awalnya dari satu orang temen kelas gue, Gerral, dia kena cacar ternyata. Padahal masih dalam masa pennyembuhan tapi maksain buat masuk sekolah. Justru kan pas masa pengeringan itu cacar menular. Pertamanaya sih cuma satu temen gue yang ketularan. Karena belum pernah kena cacar sama sekali, gue ngerasa agak sedikit khawatir. Tapi gue tetap mencoba untuk berfikir positif bahwa gue ga akan ketularan. Namun apa boleh buat, alam berkata lain. Bermula dari pusing dan satu bisul aneh, besoknya gue dinyatakan positif cacar.

Sebenernya hal yang paling gue takutin dari penyakit ini adalah penye-barannya yang cepat. Gue khawatir penyakit ini bisa jadi endemik di sekolah. Apalagi gue hobi keliling-keliling kelas. Bisa bisa karena cacar gue satu sekolah bisa ketularan. 

Selama cacar gue tidur di kamar baju. Beralaskan karpet biasa. Berasa kaya anak terlantar yang ga dipelihara. Tidur cuma bisa terlentang. Rasanya penderitaan gue udah cukup untuk membuat para TKI di Arab dibilang lebih beruntung. Geser kanan gesek cacar yang di paha kanan begitu seterusnya. Sempet sehari bed rest. Makasih buat Tante gue yang baik, udah nganterin ke dokter. Tapi karena ada banyak hal yang harus gue persiapkan, besoknya gue langsung maksain masuk. Sempet ada debat kecil sama Nenek gue. Untung beliau pengertian. Tapi ternyata kedatangan gue di sekolah justru membawa malapetaka.

Apa yang gue takutin jadi kenyataan. Awalnya temen gue yang takut banget, Nia Yusmaydiyanti yang ketularan. Berlanjut seterusnya sampe ke anak kelas 10. Korban yang berjatuhan mencapai  hampir 15 orang. Akhirnya gue mutusin untuk stay di ruang PMR selama di sekolah. Bener-bener berasa seperti dikerangkeng. Tapi gue dapet inspirasi buat orasi gue nanti di sana. Proker yang tercetus waktu itu kalo ga salah pengadaan sabun cuci tangan sama penghijauan.

Tiba waktu orasi. Badan masih lemes dan berlumur bisul isi air.Yang paling gue khawatirin saat itu bukan visi misi nanti. Tapi orang-orang yang ada di depan gue. Mereka gak tahu kalo sebenernya gue adalah manusia sakit. Bukannya menebar visi misi tapi malah menyebar virus-virus berbahaya. Untung mereka gak tahu.

Sedikit bingung. Waktu orasi itu, temen-temen gue banyak yang bikin poster "vote 2 R". O iya, wakil gue Randy Aditya Rachman. 2 R itu Rillo Randy. Karena ngeliat temen-temen gue, entah kenapa jadi tambah semangat dan percaya diri. Thanks. Semangat mereka membuat gue makin yakin untuk terus maju. Sampai akhirnya gue terpilih (kalo ga salah) dengan 576 suara. Feel amused. Gak nyangka gue bisa berada sejauh ini. Padahal tadinya gue cuma orang biasa dan warga sipil yang baik. Sejak saat itu kehidupan gue bener-bener berubah.

Dan mulai dari itu gue yakin. Seberat apapun cobaan yang lu hadapi jangan pernah menyerah. Sesungguhnya benar, sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Semua tergantung bagaimana usaha dan sikap lu sendiri terhadap cobaan yang lu hadapi. Sekarang gue tinggal menghitung jam hingga turun jabatan. Gak kerasa emang. Padahal semua terasa seperti baru kemarin. Semoga apa yang gue telah lakukan buat temen-temen dan sekolah bermanfaat. Sebenernya agak canggung buat ngelepas semua. Mungkin udah terlalu banyak yang gue alami di sini. But anyway everything takes life! Try to make it flow as it used to be, and so on.